Rabu, 21 Oktober 2009

MELAHIRKAN,ANTARA KETEGANGAN DAN KEBAHAGIAAN (I)

Pernahkah anda melahirkan, nungguin orang melahirkan atau membayangkan bagaimana proses kahadiran seseorang hadir ke dunia ini? Saya sendiri baru menyadari bagaimana mendebarkannya proses melahirkan tersebut pada saat saya menemani "permaisuri"saya melahirkan anak pertama saya tersebut.

Peristiwa sangat bersejarah bagi kami tersebut terjadi pada tanggal 1 Mei 2008.Pada hari itu kebetulan saya sedang pulang kampung (untuk di ketahui bahwa saya bekerja di Jakarta, tetapi isteri saya ingin melahirkan di kampung halamannya, yaitu temanggung. Sehingga pada usia kehamilannya mencapai umur 6 bulan, dia sudah berada di temanggung. Hanya sebulan sekali saya pulang kampung untuk menegoknya).Jam 5 pagi saya sampai di rumah dan jam 7 pagi dia sudah mulai keluar air dari jalan lahirnya, tetapi belummerasakan sakit atau mulas sama sekali. Saat itu juga, kami langsung datang ke bidan praktek yang kebetulan rumahnya dekat dengan rumah. Kami memang sudah mempersiapkan segala persiapan, seperti pakaian ganti:popok, baju bayi dll dalam satu tas khusus begitu usia kehamilan isteri saya mencapai sembilan bulan. Sehingga pada saat terasa mau melahirkan kami bisa langsung berangkat saat itu juga.

Setelah diperiksa oleh bidan tersebut (namanya bidan Har), beliau bilang, "Ini masih lama, baru pembukaan 2". Kemudian isteri saya di suruh nunggu (tanpa diberi tindakan apapun), bahkan bidan tersebut malah pergi kondangan.Saat itu saya hampir marah-marah sama bidan kurang jar tersebut, masak ada pasien mau melahirkan kok malah di tinggalkondangan. Untung ada mertua saya yang menasehati, "ga apa-apa, bidan tersebut sudah pengalaman dan lebih tahu apayang mesti dilakukan". Saya percaya sama mertua saya, wong dia sudah pernah melahirkan (2 kali, isteri saya dan adiknya).Lagi pula, bidan tersebut sudah cukup berumur dan sering sekali menolong persalinan di daerah kami.Oleh karena itu saya berusaha menahan amarah saya dan tetap menunggu sebagaimana disarankan oleh bidan tersebut, meskipunsebenarnya saya sangat khawatir dengan kondisi isteri saya dan anak kami.

Sampai jam 12 siang, kami menunggu dan bidan tersebut baru pulang dari kondangan. memang selama waktu tersebuttidak ada kejadian khusus pada isteri saya, selain keluarnya cairan yang terus berlangsung selama beberap jam. Baru kemudiankuketahui bahwa itu disebut sebagai "kembar banyu" Kata orang kampung. Yaitu peristiwa melahirkan yang didahului oleh keluarnyacairan yang cukup banyak. Sampai saat ini saya tidak tahu apakah itu yang di sebut air ketuban atau bukan.

0 komentar:

 
3 Columns Blogger Template by Amanda at BloggerBuster