Rabu, 21 Oktober 2009

MELAHIRKAN,ANTARA KETEGANGAN DAN KEBAHAGIAAN (II)

Sekitar jam 1 siang, isteri saya mulai terasa mulas dan sakit perut. Kadang-kadang rasa sakit itu muncul, tetapi kemudian reda dengan sendirinya. Munculnya rasa sakit tersebut dirasakan dengan frekuensi yang makin sering. Sekitar jam 3 sore, isteri saya mulai uring-uringan akibat rasa sakit yang terus menerus terjadi. Terkadang dia marah-marah tidak jelas, minta di elus-elus punggungnya, udara panas dsb.

Kurang lebih jam 15.30, diberikan suntikan yang saya lupa namanya. Efek dari suntikan tersebut membuat rasa mulas dan sakit semakin menjadi-jadi. Pada saat itu isteri saya belum masuk ke ruang persalinan yang ada di ruang sebelah. Baru 15 menit kemudian dia di pindahkan ke ruang persalinan. Saat itulah saya melihat bagaiman perjuangan seorang ibu yang benar-benar bertaruh nyawa proses melahirkan. Tidak terasa air mata saya keluar menyaksikan dan mendampingi isteri saya melahirkan. Proses pertaruhan hidup dan mati tersebut hanya berlangsung 20 menit, tetapi terasa sangat lama bagi kami. Tepat jam 16.05 hari kamis wage
tanggal 01 Mei 2008, seoarang calon milyuner baru (insyaallah) telah lahir ke dunia. Di sebuah kampung kecil dengan bantuan seorang bidan yang penuh dedikasi dan pengalaman (matur nuwun bu Har).

Lega rasanya setelah bayi kami lahir. Isteri saya seketika itu juga langsung pecah tangis bahagianya. Kami berpelukan dalam rasa bahagia dan haru yang teramat sangat. Tetapi ternyata perjuangan itu belum berakhir.., bidan tersebut menyampaikan bahwa kami masih harus menunggu ari-ari (plasenta) keluar. Dan itu terjadi sekitar 10-15 menit kemudian, dengan proses persis seperti proses saat melahirkan bayi. Tetapi sakit dan lamanya proses keluarnya plasenta tidaklah sesakit dan selama waktu lahirnya bayi.

0 komentar:

 
3 Columns Blogger Template by Amanda at BloggerBuster